Tulisan ini saya rangkum dari hasil pendidikan dan pelatihan "Pembangunan Remaja Bertanggung Jawab" yang saya ikuti pada akhir perkuliahan di akhir bulan Juni 2012. Semoga bermanfaat :)
Bekal Menjalani Karier/Profesi
1. Iman yang teguh Keimanan yang teguh akan memproteksi seseorang dari penyimpangan dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Boleh jadi suatu saat terdapat peluang untuk mencapai kesuksesan secara "instan". Namun, jika untuk mencapai hal tersebut harus melanggar aturan dan ajaran agama maka di sini iman menjadi filter. Jika seseorang memaksakan mencapai sukses dengan mengabaikan dan meninggalkan keimanannya, maka sesungguhnya ia hanya mencapai semu dan bukan kesuksesan sejati.
2. Konsisten dan komitmen dalam ibadahnya
Setiap agama mempunyai tata cara ibadah masing-masing. Maka sesibuk apapun seseorang, jika hendak mencapai kesuksesan sejati, maka ia tidak boleh melalaikan dan meremehkan ibadahnya. Karena Tuhan sudah Maha Kaya dan tidak Butuh kepada hamba-Nya. Ibadah yang diperintahkan tidak lain untuk bertujuan agar seseorang tidak lupa daratan, dan agar tetap mengontrol dirinya di jalan kebenaran.
3. Hindari kegiatan yang tidak bermanfaat
Setiap orang mendapatkan jatah waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Jumlah tersebut relatif bagi setiap orang. Bagi orang yang banyak kesibukan, waktu tersebut terasa sedikit. Sebaliknya orang yang tidak memiliki kesibukan merasa waktu sangat panjang. Yang penting dalam hal ini adalah sejauh mana waktu itu dimanfaatkan. Baik yang sibuk maupun yang belum sibuk, setiap detik waktu tersebut harus dimanfaatkan. Termasuk hal tidak dianjurkan adalah bekerja keras tak kenal waktu di satu saat ketika ada proyek, lalu berleha-leha sepuasnya ketika proyek tesebut selesai. Yang benar adalah gunakan waktu secara proporsional. Ketika kesibukan meningkat, tetap luangkan waktu untuik istirahat dan ibadah demi kesehatan.
4. Tetap bersifat dermawan
"Perbanyaklah memberi, maka engkau akan banyak menerima"
Nasihat ini telah mengganti kepercayaan kuno bahwa untuk menjadi kaya seseorang harus menahan agar uangnya tetap berada di sakunya. Orang terkaya di dunia seperti Bill Gates menginfakkan triliunan uangnya di lembaga sosial, namun ia tetap kaya. Dalam perspektif agama, setiap rupiah yang dikeluarkan untuk kebaikan maka Tuhan menjanjikan balasan minimal 700 kali lipat. Tentu saja, tidak dewasa jikalau seseorang hitung-hitungan dengan Tuhan. Poin yang hendak dicapai dari sebuah kedermawanan adalah kepedulian terhadap sesama. Efek positif yang timbul adalah tergerusnya kesenjangan antara si Kaya dan si Miskin, serta terciptanya suasana kemasyarakatan yang kondusif dan harmonis. Kedermawanan harus dimulai sejak seseorang "belum kaya". Karena kalau menunggu kaya dulu baru mau berderma, maka terkadang tidak cukup waktu untuk melaksanakannya.
5. Pelihara kehormatan dan harga diri
Setiap manusia terlahir dalam keadaan mulia. "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk" (Q.S At-Tin : 4). Jangankan manusia yang masih hidup, orang yang sudah meninggal pun tetap harus dihormati. Agama memerintahkan untuk memperlakukan jenazah dengan sebaik-baiknya, sebagai penghormatan dan penghargaan atas kemuliaannya.
Namun terkadang kehormatan, harga diri (maru'ah), dan nama baik seseorang menjadi pupus bahkan hilang akibat perbuatannya sendiri. Para koruptor, pengkhianat, pelacur, perilaku kriminal, telah mencoreng nama baik mereka sendiri karena menghendaki keuntungan dan kesuksesan sesaat. Dan saat kehormatan dan harga diri itu hilang, maka dimanakah wajah ini mau disembunyikan?
6. Bersikap jujur dan amanah
"Mulutmu adalah harimaumu", "Setiap orang, yang dipegang adalah lidahnya". Kedua pepatah tersebut menggambarkan betapa penting sebuah kejujuran dan sikap amanah. Terkadang kejujuran itu terasa pahit dan amanah terasa berat bagai bukit. Namun rasa pahit dalam menyampaikan kejujuran menjadi obat mujarab dalam mencapai kesuksesan di masa depan,dan beratnya bukit amanah yang dipikul berbalaskan intan berlian di kemudian hari.
0 komentar:
Posting Komentar